Resolusi 5 Tahun Mendatang
Resolusi? Yang saya tahu tentang resolusi adalah harapan orang-orang yang biasanya mereka utarakan di akhir tahun untuk tahun yang akan datang. Namun bukan sekedar itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis. Biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal. Artinya kata resolusi digunakan untuk menyatakan keinginan atau cita-cita yang rasional akan masa yang akan datang dengan persetujuan dari orang lain.
Jadi, agaknya kurang tepat jika tugas ini dinamakan resolusi 5 tahun mendatang, saya sendiri lebih suka menamakannya pencapaian 5 tahun kedepan. Tapi tidak apalah mengingat orang Indonesia terbiasa melencengkan arti sebuah kata :D
Menetapkan resolusi bagi saya yang seorang mahasiswa akuntansi adalah sama seperti Bank Sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi negaranya. Harus dengan perhitungan yang mantap dengan tidak mengesampikan enam digit dibelakang koma, dan yang paling penting harus realistis tetapi juga tidak boleh biasa-biasa saja.
Lulus kuliah dengan IPK tinggi, diterima kerja di perusahaan idaman dengan gajih yang memuaskan untuk seorang fresh graduate, resolusi standar bagi kebanyakan teman-teman saya. Tanpa memikirkan apa yang yang harus mereka lakukan di empat tahun sebelumya untuk mencapai resolusi tersebut. Apakah saya demikian? Tentu, setidaknya hingga detik ini. Tapi ada angan lain dipikiran saya yang mengatakan bahwa “Lu bisa lebih dari itu, jangan bohongi diri lu sendiri!”, sayangnya saya belum tahu potensi besar apa yang mungkin membuat saya bisa lebih dari apa yang teman-teman saya resolusikan.
Sulit rasanya menetapkan pencapaian bagi saya saat ini, mengingat banyak hal yang tidak mendukung untuk mencapai target tersebut. Lahir dari kelurga yang minim fasilitas membuat saya agak minder dan kesulitan menjalani dunia perkuliahan yang notabene menentukan saya lima tahun mendatang. Tapi hal baiknya adalah semua itu mendikte saya agar mimpi yang sudah saya bangun harus terwujud.
Hal yang mugkin bisa saya cita-citakan adalah menjadi akuntan, kerja di dalam ruangan ber-AC dengan kemeja dan jas rapih. Itu pula yang orang tua saya impikan kelak setelah saya lulus dari Universitas ini. Walau dalam hati kecil saya bermimpi setelah mendapat gelar SE. saya bisa melanjutkan studi yang lebih tinggi dan mendapat gelar Magister di bidang sastra. Sastra? Ya, ketika saya duduk di kelas 2 SMP ada tiga hal yang ingin sekali saya ahli dalam bidangnya, yakni Teknologi, Ekonomi, dan Sastra. Itu sebabnya mengapa saya memilih fakultas ekonomi padahal saya lulus dari SMK jurusan Komputer dan Jaringan.
Berjuang mewujudkan hal tersebut bukanlah perkara mudah, dan faktor yang paling menghambat adalah ekonomi kelurga. Masih dibiayai oleh orang tua membuat saya berpikir untuk secepatnya lulus dan “membayar” kerja keras mereka. Mencari kerja paruh waktu atau menjadi asisten universitas, meraih IP sempurna dan berharap beasiswa adalah resolusi saya untuk semester 2.
Apabila resolusi hari ini untuk empat tahun kedepan bejalan lancar, hal selanjutnya adalah mewujudkan cita-cita terbesar saya. Di tahun 2018 saya mengharapkan beasiswa di Autralian National University, sekolah di sana sembari berkarir menjadi aktor atau penyanyi atau mungkin bekerja di instansi publik. Mendapat gelar magister bidang sastra di tahun 2021, setelah itu diterima bekerja di lembaga pemerintah, menerapkan ilmu-ilmu yang saya dapat untuk memajukan Indonesia tercinta.
Teralu aneh menurut anda? Bagi saya resolusi tersebut adalah tantangan dan pencapaian yang diyakini akan terwujud, dengan perhitungan yang matang, mempertimbangkan faktor-faktor yang ada, dan tentu bersifat rasional dan realistis. Dan jika anda bertanya kepada saya, apa resolusi terbesar saya tanpa memperdulian rasional atau tidak? Saya akan menjawab, lima tahun mendatang saya akan direkrut oleh NASA untuk terbang ke bulan dan saya mememukan beberapa batu bulan yang bisa saya klaim dan saya jual dengan harga 1.000.000.000.000.000 USD!
Jadi, agaknya kurang tepat jika tugas ini dinamakan resolusi 5 tahun mendatang, saya sendiri lebih suka menamakannya pencapaian 5 tahun kedepan. Tapi tidak apalah mengingat orang Indonesia terbiasa melencengkan arti sebuah kata :D
Menetapkan resolusi bagi saya yang seorang mahasiswa akuntansi adalah sama seperti Bank Sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi negaranya. Harus dengan perhitungan yang mantap dengan tidak mengesampikan enam digit dibelakang koma, dan yang paling penting harus realistis tetapi juga tidak boleh biasa-biasa saja.
Lulus kuliah dengan IPK tinggi, diterima kerja di perusahaan idaman dengan gajih yang memuaskan untuk seorang fresh graduate, resolusi standar bagi kebanyakan teman-teman saya. Tanpa memikirkan apa yang yang harus mereka lakukan di empat tahun sebelumya untuk mencapai resolusi tersebut. Apakah saya demikian? Tentu, setidaknya hingga detik ini. Tapi ada angan lain dipikiran saya yang mengatakan bahwa “Lu bisa lebih dari itu, jangan bohongi diri lu sendiri!”, sayangnya saya belum tahu potensi besar apa yang mungkin membuat saya bisa lebih dari apa yang teman-teman saya resolusikan.
Sulit rasanya menetapkan pencapaian bagi saya saat ini, mengingat banyak hal yang tidak mendukung untuk mencapai target tersebut. Lahir dari kelurga yang minim fasilitas membuat saya agak minder dan kesulitan menjalani dunia perkuliahan yang notabene menentukan saya lima tahun mendatang. Tapi hal baiknya adalah semua itu mendikte saya agar mimpi yang sudah saya bangun harus terwujud.
Hal yang mugkin bisa saya cita-citakan adalah menjadi akuntan, kerja di dalam ruangan ber-AC dengan kemeja dan jas rapih. Itu pula yang orang tua saya impikan kelak setelah saya lulus dari Universitas ini. Walau dalam hati kecil saya bermimpi setelah mendapat gelar SE. saya bisa melanjutkan studi yang lebih tinggi dan mendapat gelar Magister di bidang sastra. Sastra? Ya, ketika saya duduk di kelas 2 SMP ada tiga hal yang ingin sekali saya ahli dalam bidangnya, yakni Teknologi, Ekonomi, dan Sastra. Itu sebabnya mengapa saya memilih fakultas ekonomi padahal saya lulus dari SMK jurusan Komputer dan Jaringan.
Berjuang mewujudkan hal tersebut bukanlah perkara mudah, dan faktor yang paling menghambat adalah ekonomi kelurga. Masih dibiayai oleh orang tua membuat saya berpikir untuk secepatnya lulus dan “membayar” kerja keras mereka. Mencari kerja paruh waktu atau menjadi asisten universitas, meraih IP sempurna dan berharap beasiswa adalah resolusi saya untuk semester 2.
Apabila resolusi hari ini untuk empat tahun kedepan bejalan lancar, hal selanjutnya adalah mewujudkan cita-cita terbesar saya. Di tahun 2018 saya mengharapkan beasiswa di Autralian National University, sekolah di sana sembari berkarir menjadi aktor atau penyanyi atau mungkin bekerja di instansi publik. Mendapat gelar magister bidang sastra di tahun 2021, setelah itu diterima bekerja di lembaga pemerintah, menerapkan ilmu-ilmu yang saya dapat untuk memajukan Indonesia tercinta.
Teralu aneh menurut anda? Bagi saya resolusi tersebut adalah tantangan dan pencapaian yang diyakini akan terwujud, dengan perhitungan yang matang, mempertimbangkan faktor-faktor yang ada, dan tentu bersifat rasional dan realistis. Dan jika anda bertanya kepada saya, apa resolusi terbesar saya tanpa memperdulian rasional atau tidak? Saya akan menjawab, lima tahun mendatang saya akan direkrut oleh NASA untuk terbang ke bulan dan saya mememukan beberapa batu bulan yang bisa saya klaim dan saya jual dengan harga 1.000.000.000.000.000 USD!
Komentar
Posting Komentar