Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Fin Komodo: Mitra Tangguh di Tambang dan Kebun

Gambar
TANGGUH: Tubuh mungil tapi aksi garang di medan ekstrem dan terjal siap ditunjukkan Fin Komodo. (Oki nutricahyo/kp) Fin Komodo, Kendaraan Spesialis Off Road Hadir di Kaltim BALIKPAPAN - Setelah hadir di sejumlah kota besar di Tanah Air, kini, Fin Komodo juga hadir di Benua Etam. “Kami sangat optimistis dengan pasar Kalimantan, karena kendaraan ini memang sangat sesuai dengan geografis Kaltim. Selain itu, bagi mereka yang hobi dengan kegiatan off road juga sangat banyak, sehingga kami yakin bisa diterima masyarakat Kaltim,” ungkap General Manager PT Rayy Empat Pilar Bahri. Fin Komodo merupakan kendaraan jenis Off road Utility Vehicle yang sangat cocok dipergunakan di medan ekstrem. Fin Komodo menggunakan mesin 4 stroke 250 CC bertransmisi automatic dengan horse power sebesar 14HP di 7500 rpm dan torsi sebesar 17,6Nm/5500 rpm. Spesifikasi Fin Komodo tersebut sudah memadai untuk keperluan off road, itu sebabnya, Fin Komodo sangat cocok digunakan di area perkebunan, hutan dan ta

Singapura Terus Membuka Hutan Usai Ratakan Habitat Orangutan Kalimantan

Gambar
Pembukaan jalan untuk perkebunan kelapa sawit oleh Bumitama Agri. Sejak kasus penebangan habitat orangutan di hutan berkategori high conservation value forest oleh perkebunan kelapa sawit PT Bumitama Agri Limited dibuka ke publik sejak Maret 2013 silam, dan disusul dengan evakuasi 4 individu orangutan kelaparan dari wilayah penebangan perusahaan milik Singapura ini, hingga kini perusahaan tersebut belum menghentikan operasi penebangan mereka. Keempat orangutan ini diselamatkan dari perkebunan PT Ladang Sawit Mas yang merupakan anak perusahaan Bumitama Agri di Ketapang, Kalimantan Barat. Kasus ini sendiri saat ini tengah dilaporkan kepada lembaga Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) untuk diselidiki lebih lanjut atas laporan yang disampaikan oleh Centre for Orangutan Protection (COP) ini. Dalam email balasan yang disampaikan oleh Manajer Pengaduan RSPO, Ravin Krishnan kepada pihak COP, pihaknya menjelaskan bahwa saat ini Bumitama masih belum memberikan penjelasan detail atas tuduha

Sertifikasi Kelapa Sawit

Gambar
Minyak sawit Indonesia tengah menjadi sorotan dunia. Bukan hanya karena Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor terbesar, tetapi juga karena tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan minyak sawit yang dihasilkan melalui pengelolaan yang lestari. Isu kelestarian bukanlah hal yang mudah disepakati semua pihak, begitu pun mengenai cara pembuktiannya. Namun, semua pihak akan bersepakat bahwa pilar utama yang menyokong kelestarian adalah adanya keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan.   WWF-Indonesia sebagai organisasi lingkungan yang telah berkiprah selama 50 tahun di Indonesia, memiliki tanggung jawab sebagai bagian komponen bangsa untuk membantu terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang mengandung tiga pilar tersebut. Salah satu misi WWF di Indonesia adalah mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. WWF memandang bahwa masyarakat semestinya menjadi penerima manfaat

Indonesia Bawa Komoditas Perkebunan Sawit Masuk APEC

Gambar
Metrotvnews.com, Surabaya: Indonesia terus memperjuangkan komoditas perkebunan berupa sawit yang selama ini tertinggal laju perdagangannya di dunia internasional dalam forum SOM II "Asia Pacific Economic Cooperation" (APEC) yang digelar di Surabaya pada 7-19 April 2113.      Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya dan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Deny W Kusuma, Senin, mengatakan Indonesia terus berupaya memasukkan dimensi ekonomi berkeadilan dalam kebijakan yang akan diterapkan kawasan Ekonomi (APEC).      "Dalam pertemuan APEC di Surabaya ini, selain mengangkat misi Bogor goal yang menekankan pada liberalisasi dan fasilitas perdagangan, Indonesia juga akan menekankan pada beberapa sektor yang tertinggal laju pertumbuhannya dari sektor yang unggul, di antaranya sektor perkebunan dan kehutanan," katanya.      Menurut dia, sejauh ini beberapa Negara masih menerapkan tarif yang cu

Usaha Kelapa Sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL)

Gambar
Astra Agro Lestari  merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) terbesar di Indonesia. AAL tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan Astra International sebagai pemegang saham utama sebesar 79,7%. Dalam menjalankan usahanya secara berkelanjutan AAL fokus untuk meningkatkan produktivitas dan rendemen (tingkat ekstraksi). Hal ini dilakukan dengan menjalankan berbagai program intensifikasi seperti penerapan mekanisasi dalam kegiatan pemupukan dan panen; riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas kebun dan menjamin ketersediaan bibit kelapa sawit di masa depan dan program penanaman kembali yang telah dimulai sejak tahun 2009 dan 2010. AAL berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan keterbatasan pasokan di pasar yang diakibat

Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)

Gambar
Industri sawit di Tanah Air kita luar biasa perkembangannya. Dengan luas lahan sekitar 8,9 juta hektar dan total produksi tahun 2013 kurang lebih 23 juta ton, tak pelak jika negara kita masih mendominasi pasar sawit dunia. Setelah itu, baru Malaysia di posisi ke-2. Namun, pengelolaan perkebunan sawit kita masih jauh dari ideal, sehingga merusak lingkungan sekitar. Akibatnya, banyak tudingan miring, khususnya lembaga mancanegara terhadap sektor perkebunan ini. Itulah sebabnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian berusaha meredam tudingan negatif tersebut dengan memberikan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Dengan ISPO diharapkan menghindari dan mengurangi dampak pengrusakan lingkungan, emisi gas rumah kaca, hingga pemicu deforestasi. Lantas, apa bedanya ISPO dengan Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO)? Sertifikasi internasional RSPO bersifat voluntary, untuk memenuhi permintaan pasar. Sebaliknya, ISPO bersifat mandatory atau wajib. Alhasil, akan ada sanksi bagi peru

Busuk Pangkal Batang Pada Kelapa Sawit

Gambar
Penyakit Busuk Pangkal Batang atau Basal Stem Rot (BSR) adalah suatu penyakit yang paling banyak menyerang tanaman sawit di Indonesia, sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petani pekebun dan perusahaan. Ciri tanaman sawit yang terkena BSR ini adalah daun berwarna hijau pucat, janur (daun muda) yang terbentuk sedikit, daun tua menjadi layu dan kemudian patah, serta dari tempat yang terinfeksi mengeluarkan getah. Penyakit BSR inilah yang biasanya menyebabkan pohon sawit bisa tumbang atau patah batang secara tiba-tiba, seolah tanpa sebab, menimpa orang atau pekerja, sehingga sering dikaitkan dengan takhayul. Sialnya, kepatahan pohon itu sering terjadi saat pekerja sedang memanen TBS dengan cara mengegreknya. Tarikan egrek itu menjadi pemicu tumbangnya pohon, dan biasanya mengarah ke pekerja. Adapun penyebab BSR ini adalah sejenis jamur mikroskopis yang bernama Ganoderma sp. Ada beberapa varian dari ganoderma sp, diantaaranya adalah : G.applanatum, G.lucidum, G.pseudofferum

Lingkaran Setan Konflik Lahan Perkebunan Sawit di Mamuju

Gambar
Sengketa lahan perkebunan sawit antara perusahaan dengan petani di beberapa daerah di Kabupaten Mamuju Utara (Matra) hingga kini belum ada titik terang. Pemerintah Kabupaten Matra, Pemerintah Provinsi Sulbar dan pemerintah pusat terkesan saling lempar tanggungjawab sehingga sengketa ini berada di lingkaran setan. Wakil Bupati Matra, Muhammad Saal mengatakan penanganan konflik antara petani dan perusahaan bukan hanya tugas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matra. "Pemerintah provinsi selaku pimpinan tertinggi di Sulbar juga harus turut membantu penyelesaiannya. Dibutuhkan sinergitas antara provinsi dan kabupaten untuk mendapatkan solusi atas sengketa lahan perkebunan tersebut," tegas Saal, Jumat 12 April. Menurut Saal, pemerintah kabupaten tidak bisa menyelesaikan persoalan ini tanpa keterlibatan baik pemerintah provinsi maupun pusat. "Ada hal-hal yang perlu ditangani bukan kewenangan kabupaten. Makanya, perlu sinergitas dengan provinsi dan pusat untuk menuntaskan

Bea Keluar CPO April 2013 sebesar 10,5%

Gambar
Jakarta, (Analisa). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan tarif bea keluar (BK) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tetap 10,5% untuk periode April 2013. “Setelah memperhatikan usulan tertulis dan hasil rapat koordinasi dengan instansi teknis terkait, Kementerian Perdagangan RI telah menetapkan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian, Kehutanan serta Pertambangan yang dikenakan Bea Keluar untuk periode April 2013,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (29/3). Tarif bea keluar untuk komoditi CPO dan produk turunannya berpedoman pada harga referensi yang didasarkan pada harga rata-rata cost insurance freight CPO dari Rotterdam, bursa Malaysia, dan bursa Indonesia. Penetapan HPE CPO didasarkan pada Harga Referensi CPO US$ 851,39/MT yang turun sebesar US$ 2,48 atau 0,29% dari periode bulan sebelumnya yaitu US$ 853,87/MT, sehingga didapat HPE CPO sebesar US$ 780/MT yang turu

Spekulasi stok tekan harga CPO

Gambar
Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) terkoreksi. Pasar memilih aksi ambil untung sebelum data ekspor dan persediaan CPO dirilis oleh Dewan Sawit Malaysia, hari ini. Harga CPO untuk kontrak pengiriman Juni 2013, Selasa (9/4) pukul 18.45 WIB, melemah 0,21% menjadi RM 2.395 per ton dibanding harga sehari sebelumnya. Sejak awal tahun ini, harga CPO memang cenderung tertekan dan telah mencatatkan penurunan sebesar 8,03%. Hasil survei Bloomberg memprediksikan, persediaan CPO di Malaysia kemungkinan akan menyusut sebesar 7% menjadi 2,27 juta ton pada Maret 2013 dibandingkan dengan stok bulan sebelumnya. Survei itu juga memprediksikan, produksi CPO Malaysia akan naik 2,3% menjadi 1,33 juta ton dan pengiriman CPO meningkat 2,1% menjadi 1,43 juta ton pada periode yang sama. "Harga telah naik cukup banyak kemarin, sehingga aksi ambil untung mewarnai perdagangan sebelum data resmi keluar," ujar Ivy Ng, analis CIMB Investment Bank Bhd, kepada Bloomberg. Permintaan tetap ada

Hentikan Pembukaan Perkebunan Sawit

Gambar
JAMBI - Pemerhati lingkungan hidup yang juga Direktur Yayasan Prespektif Baru, Wimar Witoelar, mengatakan, sudah saatnya upaya pembukaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dihentikan. "Tidak hanya perkebunan sawit yang merupakan tanaman monokultur yang tidak ramah lingkungan, namun juga sebagian besar upaya pembukaan kebun sawit lebih banyak merambah kawasan hutan," ujar Wilmar usai mengisi diskusi dengan tema “Masa Depan Hutan Ada di Tangan Generasi Muda” di Universitas Jambi, Jambi, Selasa. Menurut dia, jika tidak segera diambil langkah yang tepat, sejumlah daerah di Indonesia akan semakin terancam bencana ekologi seperti banjir dan kekeringan yang semakin parah. Diskusi tersebut juga menghadirkan pembicara Manajer Program Kebijakan dan Advokasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Diki Kurniawan, Legal and Institutional Spesialist Satuan Tugas REDD, Gita Syahrani, dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, Syamsurizal Tan. Diskusi itu lebih menek

Asosiasi Petani Sawit Dukung Kewajiban Bangun Kebun Plasma

Gambar
MEDAN – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia mendukung penuh revisi aturan perkebunan terutama luas, perizinan, dan kewajiban perusahaan untuk membangun kebun plasma. Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad menegaskan sudah sejak lama Apkasindo menginginkan adanya revisi terhadap Permentan No. 26/2007 mengenai Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. “Selama ini batasan areal 100.000 hektare tidak berlaku untuk investor asing, sehingga perkebunan di Indonesia dirajai oleh investor dari Singapura dan Malaysia. Karena pembatasan yang dibuat pada Permentan 100.000 hektare untuk setiap provinsi,” ujarnya menjawab Bisnis, Kamis (4/4). Sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan Kementerian Pertanian dan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) telah merampungkan draf final untuk revisi permentan No. 26/2007. Menurut Asmar asosiasi yang dipimpinnya sudah pernah mengajukan surat kepada UKP4 agar sece

Harga Minyak Kelapa Sawit Mulai Membaik

Gambar
Awan kelabu yang menyelimuti bisnis kelapa sawit mulai memudar. Ini terkait dengan mulai merangkak naiknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, sepanjang Februari 2013, ekspor CPO Indonesia memang turun dibanding Januari 2013. "Ini lebih disebabkan turunnya volume, sebab harganya sekarang sedang naik," ujarnya Rabu (3/4). Data BPS menunjukkan, angka ekspor untuk komoditas minyak hewan/nabati yang mayoritas CPO pada Ferbuari lalu tercatat sebesar USD 1,65 miliar, turun dibandingkan periode Januari yang mencapai USD 1,94 miliar. Namun, dari sisi harga, BPS mencatat adanya tren kenaikan. Tahun lalu, harga CPO sempat mencapai level di atas USD 1.000 per ton. Namun, pada akhir tahun, harganya terus merosot seiring dengan turunnya permintaan di pasar internasional karena lesunya ekonomi dunia. Bahkan, pada Desember 2012, harga sempat merosot ke kisara

Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit

Gambar
Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guinensis Jack.) berasal dari Nigeria. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi (Fauzi et al ., 2002). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritus dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh

Dunia Semakin Tinggalkan Kelapa Sawit dan Kertas dari Hutan Tropis

Gambar
Sejumlah korporasi yang berbasis di Amerika dan Eropa, kini ramai-ramai mulai menerapkan kebijakan untuk menggunakan sumber-sumber yang memiliki standar keramahan lingkungan yang jelas, baik untuk bahan dalam penggunaan minyak kelapa sawit, maupun material kertas yang digunakan sebagai pembungkus yang diberikan kepada para konsumen mereka. Kebijakan anti-deforestasi ini berupaya agar pihak perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan dan tidak membeli materi kertas yang bersumber dari hutan hujan tropis di dunia, salah satunya dari Indonesia. Dari Amerika Serikat dilaporkan Yum! Brands, raksasa bisnis makanan siap saji yang memiliki jaringan restoran KFC, Pizza Hut dan Taco Bell menerapkan kebijakan anti-deforestasi ini untuk seluruh material pembungkus makanan mereka. Yum! juga akan meningkatkan porsi penggunaan kertas daur ulang dalam seluruh material pembungkus makanan mereka, serta menolak untuk memakai kertas yang bersumber dari penebangan hutan alami di negara-negara tr

Bisnis kebun sawit makin sempit

Gambar
Sentimen negatif sepertinya belum beranjak dari emiten perkebunan. Kali ini berita buruk datang dari Kementerian Pertanian (Kemtan) yang merilis revisi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 26/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Beleid yang mengatur pembatasan kepemilikan lahan ini akan disahkan akhir April 2013. Kelak, setiap holding perusahaan perkebunan hanya dapat memiliki lahan maksimal 100.000 hektare (ha). Aturan sebelumnya, pembatasan kepemilikan 100.000 ha cuma berlaku untuk satu perusahaan saja. Analis Mega Capital Indonesia, Arief Fahruri mengatakan, pembatasan ekspansi lahan ini jelas berdampak negatif bagi emiten kelapa sawit. Maklum, ketersediaan lahan merupakan salah satu ukuran penting dalam bisnis kelapa sawit. Beleid ini bisa membuat prospek pertumbuhan jangka panjang emiten sawit akan terhambat. Tapi, Arief menilai, aturan ini lebih memberikan dampak signifikan bagi emiten dengan lahan kecil. Sementara, emiten dengan lahan luas masih bisa menjaga